Tuesday 25 August 2009

Teman Istimewa

Tak pernah sebelumnya aku mengalami hal ini dan aku juga tidak pernah menyangka bahwa seorang diriku, bisa mengalami hal sepert ini juga. Kemarin dulu, meskipun pernah beberapa kali jatuh cinta, tak pernah sebelumnya seperti ini.

Dulu aku bisa mencintai seseorang, tapi aku bisa dengan mudahnya mengontrol diri. Suka ya suka, kalau dia tidak memberikan tanda – tanda bahwa dia merasakan hal yang sama, aku sama sekali tidak akan memperdulikan perasaanku itu lagi. Sifatku yang cuek, super dingin ini membuatku dengan mudahnya untuk tidak memperdulikan semua itu. Bahkan tak pernah sekalipun aku melakukan pendekatan sedikitpun demi mendapatkan orang yang kucintai. That’s why, aku tak pernah bisa pacaran dengan orang yang aku suka.

Tapi kali ini berbeda.mungkin karena orang yang disukai adalah orang yang polos. Tidak tahu kenapa, aku jadi berubah 180. Aku yang dulunya selalu menghindari orang yang aku suka, sekarang malah berani mendekati. Bahkan aku bisa, dari teman biasa jadi teman dekat. Yah, sangat berbeda.

Namun, sekarang aku sudah kembali ke aku yang dulu, aku yang asli. Dan aku tidak akan pernah begitu lagi. Karena biarpun aku melakukan cara yang berbeda dalam menyukai orang lain, hasilnya tetap saja sama. Memang aku bisa menjadi teman dekatnya, tapi yah sebatas itu saja. Dia juga pernah menyukaiku, tapi ternyata hanya suka sesaat. Jadi, sama saja kan? Haha, selalu saja teman – temanku bilang aku payah dalam percintaan. Setiap menyukai seseorang aku terlalu cuek. Tapi sekarang sudah ada bukti nyata. Tidak cuek pun, sama saja hasilnya.

Dia itu seorang teman yang istimewa. Dia mengajarkanku banyak hal mengenai kehidupan. Dia juga mengajarkan aku menjadi kuat dan menyadari segala hal yang ada di sekelilingku. Aku tak pernah bisa membuka inderaku lebar – lebar, sampai akhirnya aku bertemu dengannya. Yah, aku senang sekali punya teman dekat seperti dia. Saat ini, aku pikir, tidak jadi milikku pun taka pa. mungkin memang dia ditakdirkan untuk dating ke kehidupanku, dan menjadi teman yang mengajarkanku banyak hal.

Aku dan dia sama – sama memiliki impian. Aku hampir saja melupakan impianku itu selama beberapa saat, saat perasaan cintaku menguat padanya. Tapi dia juga lah yang telah membuatku ingat kembali pada impianku. Aku sudah bertekad. Aku takkan memikirkan hal – hal tidak penting (seperti cinta) sebelum meraih impianku. Jadi, yah, aku yang dulu telah kembali. Aku yang dingin, dan hanya memikirkan impian – impianku! He9x…