Sunday 15 June 2008

Enggan

Ku berjalan di tengah hutan
ku tengok ke kiri
pohon cemara itu terlalu tinggi
seolah mendongak ke atas, ENGGAN melihatku..

Ku tengok ke kanan
pohon besar rindang itu terlalu menunduk
seolah menatap ke bawah, ENGGAN melihatku..

Dan akupun melihat lurus ke depan
angin itu bertiup terlalu kencang
seolah pergi menginggalkanKu, ENGGAN melihatku..

Bila aku berpaling ke belakang
fajar itu tak kunjung bersinar
seolah tak ingin datang, ENGGAN melihatku..

Semuanya seolah memberitahu
bahwa "Duniapun tak peduli" padaku
ENGGAN pedulikan hatiku yang terluka
ENGGAN pedulikan wajahku yang bersimbah air mata
ENGGAN peduli, bahwa dia segalanya bagiku..

Tapi mereka semua bersuara, berbicara:
"Kau terlalu kecil untuknya"
"Kau buat dia lelah"
"Kau kalah"
"Kau pendam kecewamu"
Mendengar semua itu, akupun berlari
ingin tinggalkan segala yang ENGGAN melihat dan pedulikan aku..
Tapi aku hanya terpuruk
hanya bisa teriak
dalam mereka yang ENGGAN padaku
ENGGAN tahu akan rasa sakit dalam hatiku

Jakarta, februari 2008

No comments: