Tuesday 2 December 2008

Aku & Superstar (Arron Yan Ya Lun ; A Bu)

Artikel ini berbicara mengenai normal apa tidaknya seseorang yang tergila-gila dengan seorang idola yang sangat jauh dan sudah pasti tidak bisa didapatkan. Yah, yang sedang aku maksudkan adalah diriku sendiri. Mungkin beberapa orang, teman-temanku maksudku, mengetahui dengan sangat kalau aku sangat mengidolakan seorang penyanyi Taiwan yang merupakan salah satu personal grup band Fahrenheit. Mungkin terlebih dahulu, ada baiknya aku bahas sedikit mengenai dirinya.

Arron Yan Ya Lun, yang memiliki nama asli Wu Gen Lin dan nama panggilan A Bu, lahir di Taiwan, 20 November 1985. Dia terlahir sebagai seorang anak pertama dari keluarga Wu, dan memiliki seorang adik perempuan. Dia sempat tinggal selama 5 tahun di USA. Oleh karena itu, dia memiliki kemampuan berbahasa inggris yang fasih. Selain bahasa mandarin dan inggris, dia juga menguasai bahasa hokkian, seperti orang-orang Taiwan pada umumnya. A Bu juga memiliki sedikit kemampuan dalam berbahasa Jepang dan Cantonese. Dia menguasai bermain alat musik yaitu piano dan flute. Dalam Fahrenheit, dia mewakili 41 derajat fahrenheit ; Charming ; winter. Karirnya di grup band fahrenheit telah dimulai 3 tahun yang lalu, yaitu pengeluaran album Wo You Wo De Young. Album kedua grup band tersebut adalah Two Sided Fahrenheit, dan baru-baru ini dikeluarkan album berbahsa Jepang "Treasure". Dia merupakan anggota termuda di grup band ini.

Orang biasa, pasti hanya akan mengira aku tergila-gila dengan wajah manisnya yang memang diakui semua orang mempesona. Tapi tidak, tidak hanya itu. Aku bukanlah tipe orang yang mudah menyukai, dan faktor aku menyukai biasanya tidak cukup hanya satu. Seperti halnya aku menyukai A Bu dengan berjuta-juta alasan. Aku merasa dia adalah seorang berbakat yang tidak sengaja terjun ke dunia entertainment. Suaranya yang memiliki warna yang khas dan berpower, membuatnya sangat cocok menempati posisi Tenor dalam Fahrenheit, seperti posisinya sekarang. Dari awal debutnya ia bernyanyi, sangat terlihat jelas bahwa A Bu adalah seseorang yang benar-benar bisa menyanyi dan memiliki talenta di bidang musik khususnya suara. Dia tidak seperti anggota grup-grup band yang banyak bermunculan dewasa ini, yang hanya mengandalkan tampang lalu dilatih menyanyi sampai "bisa" menyanyi. Tidak, A Bu malahan adalah seorang pria berbakat menyanyi yang kebetulan memiliki wajah tampan dan manis. Seseorang yang memang dilahrikan untuk menyanyi adalah orang yang tidak hanya memiliki suara indah namun juga dapat membuat orang-orang yang mendengar nyanyiannya merasa terundang dalam suasana nyanyian tersebut. Ya, dan itu ada dalam diri A Bu. Kalau kau mendengarnya menyanyi (bahkan tanpa melihat wajahnya) kau akan merasa seolah telah disampaikan sesuatu olehnya. Aku berkata begini bukan karena aku ini fans beratnya, tapi karena kenyataannya seperti itulah maka aku menjadi fans setianya (aku sebut setia karena aku telah menyukainya hampir mencapai 2 tahun lamanya). Beberapa kali dia muncul di televisi dan menyanyikan lagu sembari memainkan piano, dengan penuh penjiwaan. Lalu pernah juga ia muncul di televisi dengan memainkan flute.

Kemampuannya dalam berakting pun patut diacungi jempol. Dia bisa menjiwai aktingnya dengan sedimikian rupa. Seperti pada It Started With A Kiss (as A Bu), dia harus berakting sebagai seseorang yang murah senyum. Pada film KO ONE, dia harus berakting COOL dan charming, serta pendiam, namun kuat. Keberhasilannya dalam KO ONE lah yang telah mengantarkannya ke Pi Li MIT, dimana dia harus berperan sebagai pemeran utama, yang juga COOL dan charming seperti di KO ONE. Lalu di X-Family, dia berperan sebagai seseorang yang iseng, jahil, murah senyum, namun yang terkuat. Apabila kita ikuti semua film2nya, kau akan tahu seberapa berbakatnya dia dalam dunia akting, yang tidak kalah dengan talentanya dalam dunia musik.

Yang ingin aku katakan di sini adalah, aku sungguh tidak tahu perasaan apa yang melandaku ini. Aku sangat senang melihatnya. Kalau tiba-tiba dia muncul di TV, aku akan langsung berteriak-teriak. Kalau sedang menonton filmnya, aku tidak akan peduli sekitar. Kalau aku bosan, aku akan mengambil handphoneku dan melihat-lihat foto A Bu di HP-ku. Aku akan tiba-tiba menjadi seseorang yang freak apabila sedang berkutat dengan hal-hal yang berhubungan dengannya. Tidak dapat dipungkiri, aku tergila-gila, sangat tergila-gila.

Bahkan ketergila-gilaanku ini menurutku, mungkin sudah agak tidak wajar. Aku tidak tahu apakah ini perasaan suka (bukan suka biasa, tapi suka kepada lawan jenis) atau apapun itu. Aku sebagai siswa SMA Santa Ursula, yang sudah seperti penjara dan pekerjaannya setiap hari hanya belajar itu, tidak memiliki terlalu banyak waktu untuk bersenang-senang. Jadi, waktuku bersenang-senang, dan hal yang bisa menghiburku hanyalah segala hal tentangnya.

Sesungguhnya ini bukanlah masalah besar, kalau hanya sebatas itu. Namun ada beberapa hal yang menjadi dampak dari kecintaanku pada A Bu. Aku yang sekarang (yang memang tidak begitu ingin memikirkan soal pacar-pacaran semenjak putus dengan mantanku yang terakhir) sangat jarang memperhatikan laki-laki. Semua pria (tampan ataupun jelek) selebih-lebihnya hanya aku berikan nilai 75, standard kompetensi di sekolahku. Tidak akan mereka peroleh nilai plus dariku karena semua akan ku bandingkan dengan A Bu yang sempurna itu (sempurna dari luar dan bakatnya maksudnya, karena aku tahu setiap manusia tak ada yang sempurna, begitu juga A Bu yang agak emosional). Apalagi setelah mantanku yang terakhir itu menunjukkan sikap plin plan dan kesewenang-wenangannya sebagai seorang laki-laki membuatku bersikap dingin terhadap cinta di dunia nyata dan ingin hidup dalam dunia khayal saja (berkhayal memiliki pangeran yang sempurna, dalam konteks ini, A Bu). Lalu perlahan aku mulai terbang ke dalam khayalanku (karena pada dasarnya aku suka berkhayal), dan mulai membayangkan hal-hal yang tidak mungkin.

Seperti yang dikatakan Project Pop dalam lagu "Superstar"-nya :
Dia berada jauh di sana, dan aku di rumah. Memandang kagum pada dirinya, dalam layar kaca. Apakah mungkin seorang biasa menjadi pacar seorang Superstar?
Semua khayalanku pastilah tidak akan pernah menjadi nyata. Namun khayalan, selamanya indah, dan kalau kau berusaha meninggalkannya, kau akan merasa sangat berat untuk melangkah. Lalu kira-kira kapan, aku bisa menuntaskan semua khayalan ini? Apakah sampai aku menemukan pangeran yang kesempurnaannya tidak jauh dari A Bu? Tapi, apakah aku akan mendapatkan yang seperti itu? Jawabannya, kembali lagi ke Sang Waktu.

No comments: