Thursday 7 August 2008

hidup

Semula aku mengira aku miliki segalanya. Sepertinya dunia sangat membutuhkanku. Aku tak berkhayal, juga tidak berbohong. Aku seperti yang paling menonjol sejagat raya.

Namun, entah mengapa semuanya berubah. Cahaya matahari tak lagi muncul, apalagi dipantulkan oleh bulan. Segenap bentuk kebahagiaan sirna begitu saja, kandas bersama peninggalan. Kini, hanya tinggal kegelapan yang tersisa.

Kau katakan padaku bahwa bintang akan selamanya berada di atasku. Kau juga katakan bahwa hati seputih saljuku ini akan selalu bawakan suka untuk semua orang. Lalu dia juga tuturkan beberapa kata padaku, kalau teman-temanku selamanya adalah pelita dalam hidupku. Kalian semua salah. untuk saat ini, ke arah manapun aku memutar kepalaku, tetap saja kosong. Aku seorang diri.

Siapa yang katakan bahwa persahabatan adalah mata air dalam hidup? Siapa pula yang katakan bahwa cinta mengalahkan segalanya? Lalu siapa lagi yang berkata bahwa kasih sayang adalah tambang emas terbesar di dunia?

Manusia di dunia ini semuanya hanya pandai berkhayal. Kegembiraan dan kebahagiaan yang didapatkan dibesar-besarkan sedemikian rupa, hingga terlalu besar dan menjadi raksasa. Ketika derita dan duka menerpa, dikeluarkan pula segenap kata-kata mutiara yang bertujuan menenangkan hati orang. Tapi tahukah kalian semua, wahai manusia, bahwa kata-kata itu hanya akan membuat orang terbuai dalam mimpi. Mungkin saja, dengan buaian itu, takkan pernah ada lagi yang benar-benar bangkit dan menjadi kuat.

No comments: